Sasaran: Memahami karunia-karunia Roh Kudus dan manfaatnya! Klik di sini untuk membaca bagian satu dalam seri ini.
0 Comments
Serial devosional yang terdiri dari enam buku berilustrasi dengan tema Alkitab dan ayat-ayatnya untuk mengajarkan anak-anak berusia 4 tahun ke atas tentang nilai-nilai Kristen.
Setiap judul menyajikan ayat Alkitab dengan penjelasan dan cara menerapkan nilai-nilai Kristen dan moral yang diajarkan. Anak-anak diajak untuk menjelajah pelajarannya dengan melakukan kegiatan yang disarankan dan membicarakan pertanyaannya. Buku berbasis Alkitab yang pasti memenangkan hati anak-anak dan juga orang tua.
Yesus memberikan kepada kita kunci dari tujuan dan keharmonisan yang sejati ketika Dia mengatakan, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:39) Apakah artinya dalam istilah praktis dan sehari-hari? Salah satu penjelasan terbaik dapat ditemukan di “pasal tentang kasih” yang ada di Alkitab, 1Korintus 13. Zaman dan istilah mungkin telah berubah, tetapi prinsip-prinsip yang mendasarinya masih tetap sama. Berikut adalah 1Korintus 13 yang diparafrasekan untuk zaman sekarang ini.
Adapted from My Wonder Studio.
Sir Ernest Shackleton, penjelajah Antartika yang terkenal, pernah menggambarkan bagaimana, suatu malam, di gubuk darurat, ia dan anak buahnya berusaha tidur, setelah baru saja membagikan ransum terakhir yang berupa biskuit. Situasinya mengerikan, dan tidak ada seorang pun di sana yang bisa memastikan ia akan kembali ke peradaban.
Shackleton merasa ada sesuatu yang bergerak dan melihat salah seorang dari mereka berbalik untuk melihat bagaimana keadaan yang lain-lainnya. Orang itu jelas berpikir bahwa semua orang tertidur, jadi dia meregangkan tubuh melampaui orang yang ada di sebelahnya dan mengambil kantong biskuitnya. Shackleton tercengang. Dipikirnya dia bisa mempercayai orang itu dengan nyawanya. Ternyata dia mencuri biskuit terakhir orang lain. Apakah tekanan telah membuatnya menjadi seorang pencuri? Kemudian dia melihat orang itu bergerak lagi. Dia mengambil biskuit dari kantongnya sendiri, menempatkan biskuit dua-duanya ke dalam kantong orang yang tidur di sebelahnya, dan dengan tak bersuara mengembalikan kantong itu ke sisi temannya yang tertidur. Shackleton berkata, “Saya tidak berani menyebutkan nama orang itu. Saya merasa perbuatannya itu adalah rahasia antara dia dan Tuhan.” Apa yang rela Anda lakukan untuk memperlihatkan kasih kepada mereka yang ada di sekitar Anda? Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang mati untuk sahabat-sahabatnya. - Yesus (Yohannes 15:13)
Joyeux Noël (film, 2005) mengisahkan peristiwa yang didokumentasikan dengan baik yang terjadi pada medan pertempuran di Perancis pada Malam Natal, 1914.
Suatu pertempuran Perang Besar (Perang Dunia I) melibatkan sekitar 3.000 tentara dari Skotlandia, Perancis, dan Jerman. Pada Malam Natal, seseorang di pihak Jerman mulai menyanyikan “Silent Night (Malam Kudus).” Segera setelah itu orang Skotlandia dengan instrumen bagpipe merespon, tak lama kemudian ketiga serdadu itu menyanyikan lagu bersama-sama dari parit yang sama, yang hanya terpisah sejauh 100 meter di mana beberapa jam sebelumnya mereka saling membunuh. Alangkah kontrasnya! Diperlengkapi dengan kehangatan lagu yang digemari secara universal ini, pihak-pihak yang bertikai memberanikan diri keluar dari parit dan sepakat untuk melakukan gencatan senjata tidak resmi. Di beberapa tempat di sepanjang garis, gencatan senjata Natal berlangsung selama sepuluh hari. Musuh saling bertukar foto, alamat, coklat, sampanye, dan hadiah kecil lainnya. Mereka mendapati ada lebih banyak kesamaan daripada yang mereka sadari, termasuk seekor kucing yang berjalan dari satu sisi ke sisi yang lainnya dan berteman dengan semua orang, yang diklaim oleh kedua belah pihak sebagai maskot mereka. Yang dulu bermusuhan berkomunikasi sebisa mungkin dalam bahasa masing-masing. Komandan Jerman, Horstmayer, berkata kepada Letnan Perancis Audebert, “Ketika kami mengambil-alih Paris, semuanya akan berakhir. Kemudian Anda dapat mengundang saya untuk minum di rumah Anda di Rue Vavin!” “Tidak perlu harus menyerbu Paris untuk minum di rumah saya!”, jawab Audebert.
Persahabatan yang dibina di antara pihak yang bertikai lebih dari basa-basi semata. Pagi hari setelah gencatan senjata Natal berakhir, masing-masing pihak memperingatkan akan adanya tembakan artileri yang mereka tahu berasal dari unit artileri mereka. Rasa persahabatan yang baru ditemukan begitu kuat sehingga beberapa tentara bahkan berlindung di parit pihak lawan untuk menjaga mereka dari bahaya.
Apakah yang membawa perubahan luar biasa ini? Semuanya dimulai dengan berbagi kegemaran akan lagu Natal itu. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa ada obat untuk perang, dan itu adalah dengan berhenti mengutuk musuh dan belajar mengasihi mereka, sebagaimana kita diajarkan oleh Yesus. Setiap orang perlu mengasihi dan dikasihi. Jika setiap dari kita mau berusaha untuk mengenal orang lain yang dengannya nampaknya kita tidak punya banyak kesamaan, mungkin saja kita akan mendapati, seperti halnya para tentara di medan pertempuran, bahwa ada banyak kesamaan lebih daripada yang kita sadari. Text adapted from Activated magazine. Used by permission. Images from the movie Joyeux Noel (2005) directed by Christian Carion. Used under Fair Use guidelines.
Cerita untuk anak yang lebih tua tentang cinta, kebaikan, toleransi, dan pengampunan.
|
Categories
All
Archives
April 2024
|