0 Comments
Pernah ada sebuah gua gelap jauh di dalam bumi yang belum pernah melihat terang dan tidak bisa membayangkan seperti apa jadinya. Suatu hari, matahari mengirimi gua undangan untuk datang dan berkunjung. Ketika gua berkunjung, ia kagum dan senang dan ingin membalas kebaikannya, sehingga mengundang matahari untuk kapan-kapan turun mengunjunginya, karena matahari belum pernah melihat kegelapan. Tetapi ketika matahari tiba dan memasuki gua dengan rasa ingin tahu seperti apa “kegelapan” itu, ia bingung, dan berkata, “Saya tidak melihat perbedaan apa pun!”
Dunia terkadang tampak seperti tempat yang sangat gelap. Tapi apa yang ditunjukkan oleh cerita gua tadi adalah bahwa kegelapan tidak bisa eksis ketika ada terang. Kegelapan yang paling menindas tidak berdaya di hadapan terang. “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”1 Yesus berkata, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”2 Dia juga mengatakan, “Kamu adalah terang dunia. … Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”3
Bayangkanlah seorang pengelana, duduk diam-diam di perahu yang melaju di sungai yang berkelok-kelok melalui lembah hijau. Pohon dan semak belukar, ada yang berbunga, memenuhi tepian sungai. Puncak gunung yang anggun berselimutkan salju di kejauhan. Namun pengelana ini tidak menyadari keindahan yang ada di sekitarnya; sebab ia terlalu sibuk mempelajari buku panduannya, mempelajari sejarah dari daerah di mana ia berada dan ke mana sungai itu akan membawanya.
“Lihatlah! Anda tidak melihat kecantikan alam!” Kami berseru kepadanya, tetapi tidak berhasil. Dia terus saja membaca, dengan kepala yang tertunduk dan pikirannya menerawang ke mana-mana. Ada masanya kita harus mempelajari buku panduan, namun ada pula waktu di mana kita harus mengingat masa lalu atau masa depan, tetapi ada pula waktu di mana kita harus berhenti dan menikmati momen-momen itu.
Minggu depan, ambillah waktu lima atau sepuluh menit setiap hari untuk mengamat-amati dunia di sekitar Anda. Tempatkan perhatian pada awan putih yang bagaikan kapas itu seraya awan-awan itu melayang-layang menyeberangi langit biru. Pelajarilah rancangan yang rumit dari kelopak bunga, atau guratan pada batang pohon, atau pola sekawanan burung yang terbang. Carilah sesuatu yang berbeda setiap hari, dan ucapkanlah syukur kepada Tuhan atas kreativitas-Nya.
|
Categories
All
Archives
September 2024
|