Pada waktu itu Kaisar Agustus memerintahkan agar diadakan sensus penduduk di seluruh wilayah Romawi. Semua orang pergi ke kota asalnya untuk mendaftarkan diri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di daerah Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, sebab ia keturunan dari Daud. Yusuf pergi untuk mendaftarkan diri bersama Maria yang telah dijanjikan akan mengawini dia. Maria sedang hamil.
Ketika mereka berada di sana, tibalah waktunya bagi Maria untuk melahirkan. Ia melahirkan Anaknya yang pertama, seorang Anak laki-laki. Maria membungkus Anak itu dengan kain lampin dan membaringkannya di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di dalam penginapan. (Lukas 2:1-7)
0 Comments
Inilah berita tentang kelahiran Yesus Kristus: Ibu-Nya Maria bertunangan dengan Yusuf. Tetapi sebelum mereka kawin, ternyata Maria sudah mengandung oleh kuasa dari Roh Kudus. Yusuf, suami Maria, seorang yang baik dan dia tidak mau mempermalukan Maria di depan umum. Jadi, ia berencana menceraikan Maria secara diam-diam.
Setelah Yusuf memikirkan hal itu, datanglah malaikat Tuhan kepadanya dalam mimpi. Malaikat itu mengatakan, “Yusuf, anak Daud, jangan takut menerima Maria menjadi istrimu. Anak yang di dalam kandungannya itu berasal dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan seorang Anak laki-laki. Engkau akan menamakan Dia Yesus karena Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosanya.” Semua hal itu terjadi untuk menggenapi yang pernah dikatakan Allah melalui nabi-Nya, “Seorang gadis akan mengandung dan melahirkan Anak laki-laki. Mereka akan menamakan Dia Imanuel.” (Imanuel artinya: Allah beserta kita.) Ketika Yusuf bangun, dia melakukan yang dikatakan malaikat Tuhan kepadanya. Yusuf kawin dengan Maria. Dan Yusuf menamakan Anak itu Yesus. (Matius 1:18-25, AMD)
Kemudian Zakharia, bapa Yohanes, dipenuhi Roh Kudus dan dia mengatakan yang akan terjadi kelak. Katanya, “Terpujilah Tuhan. Allah telah datang untuk menolong umat-Nya, dan membebaskan mereka. Allah telah memberikan kepada kita seorang Juruselamat yang penuh kuasa. Allah telah mengatakan bahwa Dia akan melakukan itu. Dia telah mengatakan itu melalui nabi-nabi-Nya yang kudus, yang hidup dahulu kala.
Sekarang engkau, anak kecil, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi. Engkau akan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan orang untuk kedatangan Tuhan. Engkau akan mengatakan kepada umat-Nya bahwa mereka akan diselamatkan, mereka akan diselamatkan karena dosanya diampuni. Dengan rahmat Allah kita,suatu Hari yang baru dari surga akan menyinari kita. Allah akan menolong mereka yang hidup dalam gelap, dalam ketakutan bayangan maut. Dia akan menuntun kita ke jalan yang menuju damai.” (Lukas 1:67-70,76-79, AMD)
Tibalah waktunya bagi Elisabet untuk melahirkan seorang anak laki-laki. Para tetangga dan sanak-saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya kepadanya. Mereka bersukacita bersama dia.
Ketika anak itu berumur delapan hari, saudara-saudara dan kenalan datang untuk menyunat^ anak itu. Mereka mau memberi nama Zakharia kepadanya, sesuai dengan nama bapanya, tetapi ibunya tidak setuju, katanya, “Tidak! Ia harus diberi nama Yohanes.” Mereka berkata kepada Elisabet, “Tidak ada yang bernama Yohanes di antara sanak-saudaramu.” Kemudian mereka memberi isyarat kepada bapa anak itu untuk menanyakan siapa nama yang ingin diberikannya. Zakharia minta sebuah batu tulis dan menuliskan, “Namanya Yohanes.” Semua orang heran. Segera sesudah itu, mulut Zakharia terbuka dan lidahnya tidak kaku lagi. Ia mulai berbicara dan memuji Allah. Tetangga mereka semuanya ketakutan, dan di seluruh daerah pegunungan Yudea orang membicarakan tentang peristiwa itu. Semua orang yang mendengar hal itu menjadi heran terhadap mereka. Mereka berpikir, “Menjadi apakah anak ini kelak?” Mereka mengatakan itu sebab Tuhan menyertai anak itu. (Lukas 1:57-66, AMD)
Beberapa waktu kemudian, Maria bersiap-siap dan segera pergi ke daerah pegunungan, ke sebuah kota di Yudea. Ia pergi ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
Ketika Elisabet mendengar salam dari Maria, anak dalam kandungannya melompat. Kemudian Elisabet dipenuhi Roh Kudus. Ia berbicara dengan suara nyaring, katanya, “Di antara semua perempuan, engkaulah yang paling diberkati Tuhan. Anak yang akan kaulahirkan juga diberkati. Mengapa aku mendapat kehormatan begitu besar sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungiku? Segera ketika aku mendengar salammu, anak di dalam kandunganku melompat dengan sukacita. Betapa bahagianya engkau karena engkau percaya akan apa yang telah dikatakan Tuhan kepadamu, akan terjadi.” Kemudian Maria mengatakan, “Aku memuji Allah dengan segenap jiwaku. Aku sangat bersukacita sebab Allah Juruselamatku. Allah memperhatikan aku, hamba-Nya yang rendah ini. Mulai sekarang, semua orang akan mengatakan betapa bahagianya aku ini, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan hal-hal yang besar terhadap aku. Nama-Nya sangat kudus. Allah senantiasa memberikan rahmat kepada mereka, yang menyembah Dia. Allah telah mengulurkan tangan-Nya dan menunjukkan kuasa-Nya. Ia mencerai-beraikan orang yang sombong dan yang memikirkan hal-hal yang besar tentang dirinya. Allah telah membuat raja-raja turun dari takhtanya, dan Dia meninggikan orang yang rendah hati. Allah telah membuat orang yang lapar kenyang dengan hal-hal yang baik, tetapi yang kaya disuruh-Nya pergi dengan tangan kosong.” Maria tinggal bersama Elisabet selama tiga bulan lamanya, lalu ia pulang. (Lukas 1:39-49, 56; AMD)
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.“ Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.“ Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Lukas 1:26-38)
Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang.
Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." (Lukas 1:9-20)
Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. ... Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. (Ibrani 10:1,4-5,9-10)
Perjanjian yang baru, yang dibawa Yesus dari Allah untuk umat-Nya lebih besar daripada yang lama. Perjanjian itu berdasarkan janji atas yang lebih baik.
Jika tidak ada yang salah dengan perjanjian yang pertama, maka tidak diperlukan perjanjian yang kedua. Allah mengatakan, “Waktunya akan tiba, demikian firman Tuhan, Aku akan memberikan perjanjian yang baru...Aku akan menaruh hukum-Ku ke dalam pikiran mereka, dan Aku akan menulis hukum-Ku pada hati mereka. Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Orang tidak akan pernah lagi mengajar tetangganya atau saudaranya untuk mengenal Tuhan. Semua orang, kecil dan besar, akan mengenal Aku. Dan Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan tidak lagi mengingat dosa-dosanya.” (Ibrani 8:6-8,11-13, AMD)
Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.
Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Daniel 7:9-10,13-14)
|
Categories
All
Archives
December 2024
|